Pengertian Garis Dan Sudut
A. Garis adalah deretan
titik – titik ( bisa tak t erhingga jumlahnya) yang saling bersebelahan dan
memanjang kedua arah.
· Kedudukan Dua
Garis
a) Dua Garis Sejajar
Dua garis dikatakan sejajar jika kedua garis terletak satu
bidang dan jika diperpanjang tidak akan berpotongan.
b) Dua Garis Berpotongan
Dua garis dikatakan berpotongan jika kedua garis itu mempunyai
sebuah titik potong ( titik persekutuan).
Dua garis dikatakan berimpit jika kedua garis mempunyai paling
sedikit dua titik potong. Misalnya jam dinding yang menunjukkan pukul 12.00
dimana jarum jamnya saling berhimpit.
d) Dua Garis Bersilangan
Dua garis dikatakan bersilangan jika kedua garis tidak sejajar
dan garis itu tidak terletak dalam satu bidang. Misalnya adalah jalan layang.
B. Sudut
daerah yang
dibentuk oleh pertemuan antara dua buah sinar atau dua buah garis lurus.
Ruas garis BA dan BC disebut kaki sudut,
sedangkan titik pertemuan kaki-kaki sudut itu disebut titik sudut. Daerah yang
dibatasi oleh kaki-kaki sudut, yaitu daerah ABC disebut daerah sudut. Untuk
selanjutnya, daerah sudut ABC disebut besar sudut ABC. Sudut dinotasikan dengan
“ ° ”.
Sudut pada Gambar di atas dapat diberi nama :
a. sudut ABC
atau ∠ABC;
b. sudut CBA atau ∠CBA;
c. sudut B atau ∠B.
b. sudut CBA atau ∠CBA;
c. sudut B atau ∠B.
- Besar Sudut
Besar suatu sudut dapat dinyatakan dalam satuan derajat (°),
menit (‘), dan detik (“). Perhatikan jarum jam pada sebuah jam dinding. Untuk
menunjukkan waktu 1 jam, maka jarum menit harus berputar 1 putaran penuh
sebanyak 60 kali, atau dapat ditulis 1 jam = 60 menit. Adapun untuk menunjukkan
waktu 1 menit, jarum detik harus berputar 1 putaran penuh sebanyak 60 kali,
atau dapat ditulis 1 menit = 60 detik.
Hal ini juga berlaku untuk satuan sudut. Hubungan
antara derajat (°), menit (‘), dan detik (“) dapat dituliskan sebagai berikut.
1° = 60’ atau 1’ = (1/60)°
1’ = 60” atau 1” = (1/60)’
1° = 60 x 60” = 3.600” atau 1’ = (1/3.600)°
·
Jenis-Jenis Sudut
Secara umum, kita mengenal ada lima jenis sudut, adapun kelima jenis sudut
tersebut adalah sebagai berikut
1.
sudut
siku-siku;
2.
sudut lurus;
3.
sudut lancip;
4.
sudut tumpul;
5.
sudut refleks.
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh kedua jarum jam jika jam
menunjukkan pukul 9.00. Ternyata pada pukul 9.00, kedua jarum jam membentuk
sudut siku-siku. Sudut
siku-siku adalah sudut yang besarnya 90°. Sudut siku-siku
dinotasikan dengan “ ” atau “ ”.
Sekarang, putarlah jarum jam pendek ke angka 6, dengan jarum jam
panjang tetap di angka 12. Tampak bahwa kedua jarum jam membentuk sudut lurus.
Jika kalian perhatikan, sudut lurus dapat dibentuk dari dua buah sudut
siku-siku yang berimpit. Sudut lurus adalah sudut yang besarnya 180°.
Selain sudut siku-siku dan sudut
lurus, masih terdapat sudut yang besarnya antara 0° dan
90°, antara 90° dan 180°, serta lebih dari 180°.
1.
Sudut yang
besarnya antara 0° dan 90° disebut sudut lancip.
2.
Sudut yang
besarnya antara 90° dan 180° disebut sudut tumpul.
3.
Sudut yang
besarnya lebih dari 180° dan kurang dari 360° disebut sudut refleks.
Hubungan Antar sudut Jika Dua Garis Sejajar Dipotong Oleh Garis
Lain
a.
Sudut-Sudut
Sehadap dan Berseberangan
Pada gambar di atas,
garis m // n dan dipotong oleh garis l. Titik potong garis l terhadap
garis m dan n berturut-turut di titik P dan titik Q. Pada gambar diatas, tampak bahwa sudut P2 dan sudut Q2 menghadap arah
yang sama. Demikian juga sudut P1 dan sudut Q1, sudut P3 dan sudut Q3, serta
sudut P4 dan sudut Q4. Sudut-sudut yang demikian dinamakan sudut-sudut sehadap.
Sudut sehadap besarnya sama.
Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain maka akan
terbentuk empat pasang sudut sehadap yang besarnya sama. Jadi, dapat dituliskan
∠P1 sehadap dengan ∠Q1 dan ∠P1 = ∠Q1;
∠P2 sehadap dengan ∠Q2 dan ∠P2 = ∠Q2;
∠P3 sehadap dengan ∠Q3 dan∠P3 = ∠Q3;
∠P4 sehadap dengan ∠Q4 dan ∠P4 = ∠Q4.
b. Sudut-Sudut Dalam Sepihak dan Luar Sepihak
Perhatikan
Gambar di atas. Pada gambar tersebut garis m // n dipotong oleh garis l di
titik P dan Q. Perhatikan sudut P3 dan sudut Q2. Kedua sudut tersebut terletak
di dalam garis m dan n serta terhadap garis l keduanya terletak di sebelah
kanan (sepihak). Pasangan sudut tersebut dinamakan sudut-sudut dalam
sepihak. Dengan demikian diperoleh:
· ∠P3 dalam sepihak
dengan ∠Q2;
· ∠P4 dalam sepihak
dengan ∠Q1.
Sebelumnya
telah sudah posting bahwa:
∠P3 = ∠Q3 (sehadap) dan
∠P2 = ∠Q2 (sehadap).
Padahal ∠2 = 180° – ∠P3 (berpelurus), sehingga
∠Q2 = ∠P2 = 180° – ∠P3 atau
∠P3 + ∠Q2 = 180°
Tampak bahwa
jumlah ∠P3
dan ∠Q2
adalah 180°.
Jika dua buah
garis sejajar dipotong oleh garis lain maka jumlah sudut-sudut dalam sepihak
adalah 180°. Dengan cara yang sama, dapat dibuktikan bahwa ∠P4 + ∠Q1 = 180°.
Hubungan Antarsudut
a. pasangan Sudut yang Saling Berpelurus (Bersuplemen)
Pada Gambar di atas,
garis AB merupakan garis lurus, sehingga besar ∠AOB = 180°. Pada garis
AB, dari titik O dibuat garis melalui C, sehingga terbentuk sudut AOC dan sudut
BOC. Sudut AOC merupakan pelurus atau suplemen dari sudut BOC. Demikianpula sebaliknya, sudut BOC
merupakan pelurus atau suplemen sudut AOC, sehingga diperoleh:
sudut AOC
+ sudut BOC = sudut AOB
a° + b° = 180°
atau dapat
ditulis:
a° = 180° – b°
atau
b° = 180° – a°.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut. Jumlah dua sudut yang saling berpelurus (bersuplemen) adalah 180°. Sudut
yang satu merupakan pelurus dari sudut yang lain.
b. Pasangan Sudut yang Saling Berpenyiku (Berkomplemen)
Pada gambar di atas terlihat sudut PQR merupakan sudut
siku-siku, sehingga besar sudut PQR = 90°. Jika
pada sudut PQR ditarik garis dari titik sudut Q, akan terbentuk dua
sudut, yaitu sudut PQS dan sudut RQS. Dalam hal inidikatakan
bahwa sudut PQS merupakan penyiku (komplemen)
dari sudut RQS, demikian pula sebaliknya. Sehingga diperoleh:
sudut PQS
+ sudut RQS = sudut PQR
x° + y° = 90°,
dengan
x° = 90° – y°
dan
y° = 90° – x°.
Dari uraian di
atas dapat disimpulkan sebagai berikut. Jumlah dua sudut yang saling berpenyiku
(berkomplemen) adalah 90°. Sudut yang satu merupakan penyiku dari sudut yang
lain.
c. Pasangan Sudut
yang Saling Bertolak Belakang
Pada gambar di atas, garis KM dan LN saling berpotongan di titik
O. Dua sudut yang letaknya saling membelakangi disebut dua sudut yang saling
bertolak belakang, sehingga diperoleh sudut KON bertolak belakang
dengan sudut LOM; dan sudut NOMbertolak belakang
dengan sudut KOL.
Bagaimana besar sudut yang saling bertolak belakang? Agar dapat menjawabnya, perhatikan uraian berikut.
sudut KOL
+ sudut LOM = 180° (berpelurus)
sudut KOL
= 180° – sudut LOM ……………………….. (i)
sudut NOM
+ sudut MOL = 180° (berpelurus)
sudut KOL
= sudut NOM = 180° – sudut LOM
Jadi,
besar sudut KOL = besar sudut NOM.
Dengan cara
yang sama, maka dapat membuktikan bahwa sudut KON
= sudut LOM.
Dari uraian di
atas dapat disimpulkan sebagai berikut. Jika dua garis berpotongan maka dua
sudut yang letaknya saling membelakangi titik potongnya disebut dua sudut yang
bertolak belakang. Dua sudut yang saling bertolak belakang adalah sama besar.